31.7.09

Roman Picisan

Bagaimana dengan ayunan kaki yang seirama selalu menjadikan kita sepasang yang tersenyum kepada semua musafir?

Mereka ikut tersenyum.

Juga kucing-anjing liar yang berhenti bergelut dan tiba-tiba berjalan beriringan seraya tidak ada yang salah dengan perbedaan mereka.

Aku hanya ingin ayunan kaki ini menjadikan kita manusia mengerti, bahwa bersama itu tidak harus berada di dalam satu hati.

Bahwa irama ayunan kaki ini bisa saja berpisah tanpa kecupan hangat di kening sebelum ku berjalan menjauh, menjauh dari tempat kau menghabiskan waktu.

Mungkin, kecupan hangat itu sebatas imajinasi yang selalu kuharap akan terjadi.

Satu saat nanti.

Ingatkah pada matahari pagi dan matahari sore yang pernah kita nikmati bersama?

Mengawali, mengawali, cipta-ciptaan terindah.

Pagi, dan sore, yang indah, yang ciptakan sepi jika ku hanya menikmatinya sendiri.

Kecupan di kening itu akan kuberikan, bahwa yang kuharapkan akan kudapatkan.

Selamat Malam Sayang, malam ini semakin menua, dan siap untuk berputar.

Haekal Adzani
31.07.09
03:57 A.M.

Tidak ada komentar: