perang
kencing mesiu
dentum peluru
derap serdadu
tangis ibu, pilu
percik darah
teriak amarah
lontar senjata
sekan lupa, perang
pesta
seolah lupa akan lelah
seperti berlari tanpa menjejakkan ke dua kaki ke tanah
lalu hadir rasa iba
yang ingat akan juang moncong selongsong lempar
menikmati indahnya dunia tanpa peluru
tangis takut ibu dan anak
surutkah niat untuk menarik isyarat?
sumpah matipun kutaruhkan untuk berkata tidak
isu picikmu tertawa atas semua yang kau boncengi
yang kau atur seperti kumpulan korporasi atur bumi
pada akhirnya semua kembali ke tanah
karena setiap-tiap nuranimu terkutuk
acuh, bohong, kembali pada
pesta, pesta mesiu
23.9.08
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar